Senin, 26 Juli 2010

Suasana Batin adalah kunci kwalitas Pendidikan

Pagi ini saya masuk di ruang guru Maria Goretti. Seperti biasanya karena rindu berjumpa dengan rekan-rekan staf. Ada Bu Mersi, Bu Atun, Bu Anna, Pak Krisantus yang sedang asyik di depan computer. Suasana ruangan itu semakin sejuk karena sudah dipasang ac pemberian dari dua angkatan alumnus Maria Goretti, alumnus angkatan tahun 1982 dan 1990. Saya berterima kasih dan bersyukur tak henti-henti atas kebaikan Allah dalam perjalanan dan perkembangan Maria Goretti yang tidak lepas dari sumbangan baik dalam bentuk materiil maupun spiritual dari para alumnus dan siapa saja yang tergerak hatinya terhadap pendidikan yang sedang berlangsung.
Ada sebait kalimat yang terucap dalam obrolan sederhana dalam ruangan ber ac itu yang berawal dari cerita saya setelah melihat wajah-wajah bapak ibu guru pada awal tahun saya berada di sekolah itu... Bu Atun mengungkapkan kalo wajah-wajah itu berubah tergantung suasana batin. Kalau sekarang wajah-wajah itu menjadi ceria bersinar karena batin mengalami damai dan tenang tidak tertekan oleh apa saja yang merampas kemerdekaan manusia.. wehlah.. obrolan itu berubah menjadi refleksi yang bermakna.
Saya tersentuh dengan obrolan tadi dan melanjutkannya dalam permenungan yang mau saya tuangkan dalam tulisan ini. Melihat perkembangan pendidikan di Maria Goretti selama ini, setiap individu mengalami kemerdekaan batin baik para pendidik maupun peserta didik, meskipun mungkin masih ada yang belum menemukan kemerdekaan itu karena latarbelakang keluarga. Ketika setiap jiwa mengalami damai di batinnya, segala sesuatu dijalani dengan sukacita tidak ada yang menekan atau ditekan... Peserta didik tidak hanya bersaing dalam segi intelektual tetapi berlomba mewujudkan kebaikan yang datang dari batinnya yang damai. Saya percaya Maria Goretti memiliki kemapuan ini dalam mengembangkan pendidikan yang berkwalitas demi masa depan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar