Senin, 06 September 2010

Menapak Jejak Sang Guru


Sehari setelah menapakkan kaki di STAMA alias SMA Santa Maria Yogyakarta, tentu belum sempat membongkar barang-barang bawaan dari Semarang, sang pengemis itu memulai tugasnya yang baru. Suasana terasa asing dengan letak kantor kerja yang menjadi satu deretan dengan tata usaha. Hati dan pikiran belum sama sekali bisa menyatu dengan apa yang ada didepannya. Macam apapun kenyataan di depannya, ia coba tersenyum menatap realitas itu bak memandang sebuah panorama indah dihadapannya. Kembali ia kusuk dengan harapan dan impian yang ada dalam dirinya dengan bersujud dihadirat Sang Guru Agung. Apa yang Engkau kehendaki supaya aku perbuat di tempat ini ya Allahku? itu pertanyaan yang mendasar dihatinya. Hari berikutnya dan berikut lagi seiring dengan bergulirnya waktu dibawah sinar saudara Matahari, sang pengemis itu menemukan dirinya dalam kasih Sang Guru dalam sebuah kesadaran bahwa dia hadir di sini dalam rangka menapak jejak Sang Gurunya.
Pagi itu ia nampak gembira karena dua kamar mandi dan wc guru sudah bersih dan aromanya sudah berubah menjadi harum semerbak karena telah disirami dengan parfum kebersihan dan kerja kerasnya. Ia tidak memulai tugas itu dengan duduk di kursi kebesaran tetapi turun menjadi seorang pengemis yang mengandalkan hidupnya pada Sang Gurunya lewat pekerjaan yang biasa tetapi berbuah kebahagiaan di hatinya. Aku hadir disini menapak jejak Sang Guruku. The best love for all of you there in Maria Goretti.